img.emoticon { padding: 0; margin: 0; border: 0; }

Sabtu, 26 November 2011

LUKA BAKAR

A.      Identifikasi : Derajat & Luas Area Luka Bakar
         Kondisi luka bakar pada korban kecelakaan luka bakar dapat dikategorikan berdasarkan Derajat Kedalaman dan Luas Permukaan Tubuh yang terkena luka bakar.  
Derajat Kedalaman Derajat Kedalaman luka bakar dapat dilihat dari permukaan paling luar kulit. Derajat kedalaman luka bakar pada umumnya dibagi menjadi 3 kategori - tapi juga ada yang membagi menjadi 4 kategori :.
  1.  Derajat I (Satu), luka bakar ini merusak sebagian epidermis, biasanya kulit Terpapar oleh zat cair dengan suhu yang tidak terlalu tinggi dan waktu paparannya singkat. Timbul gejala kulit kemerahan, sakit dan yang harus diingat adalah tidak adanya gelembung kulit (Bula/Bulae).
  2. Derajat II (Dua) Dangkal, luka bakar ini merusak seluruh epidermis dan sebagian dermis (maksimal sampai papilla dermis) yang mengakibatkan epidermis terlepas dari dermis dan terisi oleh cairan plasma. Ini merupakan akibat dari rusaknya pembuluh darah kapiler oleh luka bakar sehingga cairan plasma keluar dari pembuluh darah. Derajat Dua ditandai dengan khas dengan terbentuknya gelembung kulit (Bula/Bulae). Bila gelembung kulit dilepaskan akan tampak kulit yang berwarna kemerahan.
  3. Derajat II (Dua) Dalam, luka bakar ini merusak seluruh dermis. Bila gelembung dilepas akan tampak kulit berwarna pucat, yang pada tes rasa kulit masih dapat merasakan perabaan halus atau rasa nyeri.
  4. Derajat III (Tiga), luka bakar ini sangat dalam dan merusak organ-organ dibawah kulit seperti otot, syaraf, tulang - dan untuk luka bakar yang diakibatkan listrik dapat merusak organ-organ tubuh lainnya seperti hati, ginjal dan jantung. Kulit tampak putih dan kaku bila digerakan. Kulit yang kaku ini bila terdapat melingkar pada anggota gerak harus segera dilakukan insisi (robekan) kulit untuk menghilangkan tekanan pada pembuluh darah nadi yang ada dibawahnya. Bila tidak bagian anggota gerak bagian distal (bawah) dari lesi akan mengalami kematian.
Luas Permukaan Tubuh
        Luas luka bakar dihitung berdasarkan persentase terhadap seluruh luas permukaan tubuh. Untuk mempermudah luas permukaan tubuh di bagi dalam 11 area dengan masing-masing area 9% (Rule of Nine), dan satu area dengan luas 1% untuk daerah kelamin. 11 area tersebut adalah meliputi seluruh kepala satu area; anggota gerak atas 2 area; dada 1 area; perut 1 area; punggung 2 area, anggota gerak bawah 4 area.
        Sebagai informasi, luas permukaan satu (1) telapak tangan adalah sama dengan 1% (satu persen) dari seluruh permukaan tubuh manusia. Artinya : luas seluruh permukaan tubuh manusia adalah terdiri dari 100 luas permukaan telapak tangan.

B.   Tahapan Perawatan Korban Kecelakaan Luka Bakar
  Sebagaimana telah diungkapkan, akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan luka bakar dipastikan begitu dahsyat dan membutuhkan perawatan yang sangat serius dan komprehensif. Adapun tahapan perawatan terhadap korban kecelakaan luka bakar yang dimaksud adalah meliputi tahapan sbb.:
Tahap 1 : Fase Resusitasi / Fase Kritis Tahap ini berlangsung sekitar 2 - 6 minggu sesuai dengan kondisi luka bakar dan kondisi penyerta lainnya. Pada tahap ini penderita dengan luka bakar berat akan dirawat di ruang ICU Luka Bakar. Tujuan utama tahap ini adalah mempertahankan hidup penderita.
Tahap 2 : Fase Penyembuhan Luka Tahap penyembuhan luka sangat dipengaruhi oleh derajat dan luas area luka bakar serta ketepatan dalam pola perawatan luka bakar. Perawatan luka bakar diseluruh dunia dibagi dalam dua kriteria besar:
·         Perawatan Luka Bakar secara Terbuka.
Perawatan secara terbuka dilakukan dengan tidak menutup luka bakar tersebut. Perawatan secara terbuka ini kurang sesuai untuk kondisi di Indonesia karena tingginya kelembaban udara memudahkan timbulnya infeksi pada luka bakar yang dirawat secara terbuka. Selain itu perawatan luka secara terbuka memudahkan penguapan yang akan berakhir dengan mudah terjadinya dehidrasi berulang. 
·         Perawatan Luka Bakar secara Tertutup. 
     Perawatan dilakukan dengan menutup luka bakar. Keuntungan dengan cara ini adalah berkurangnya penguapan dan memperkecil kemungkinan infeksi dengan mengurangi pemaparan terhadap mikroorganisme.

Tahap 3 : Fase Pengembalian Fungsi Anggota Gerak
    Fase ini dilakukan untuk mengindari terjadinya gangguan fungsi pada anggota gerak setelah luka bakar sembuh atau kering (tertutup epitel) baik secara tumbuh sendiri atau setelah dilakukan tandur alih kulit, diantaranya adalah dengan melakukan Fisiotheraphy. Jika terjadi gangguan fungsi anggota gerak biasanya akan dilakukan upaya dengan membuang skar dan keloid yang mengganggu gerakan. Luka baru yang terbuka dan terbentuk karena tindakan ini akan ditutup dengan tandur alih kulit dengan ketebalan yang mencukupi - yang biasanya diambil dari lipat paha penderita.
Untuk pencegahan pembentukan skar yang tebal dan kontraktur setelah luka bakar kering dapat dipasangkan pressure garment (pakaian yang dapat menekan dengan kekuatan tertentu) yang dipakai oleh pasien antara 8-12 jam / hari.
Tahap 4 : Fase Estetika/ Penampilan.
    Fase ini merupakan hal terakhir dan tersulit pada pasien luka bakar, karena setipis dan sekecil apapun luka bakar akan menimbulkan bekas yang sulit dihilangkan dan akan membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menyamarkan bekas tersebut.
    Hendaknya sudah diantisipasi dan dipersiapkan sejak awal penderita mengalami luka bakar ini. Beberapa yang dapat dilakukan setelah luka kering dengan memberikan sediaan yang menghambat terjadinya keloid (beberapa sedian seperti Mederma, Kenacort, Silgel) dengan berbagai komponen yang berbeda, sampai saat ini belum memberikan hasil seperti yang diharapkan. Penelitian terakhir menuju kearah pencarian Mormon yang terdapat didalam janin yang dapat menyembuhkan luka tanpa menimbulkan bekas.

http://www.lukabakar.net/kampanye/p3k_lukabakar.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar